Potensi Besar Untuk Penerapan PLTS Atap
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi salah satu energi alternatif yang mudah sekali untuk bisa dikembangkan di Indonesia. Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa yang memungkinkan negara ini mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Bahkan dalam sehari Anda bisa mendapatkan sinar matahari sekitar 8 jam. Sehingga ketika siang Anda bisa menikmati listrik tanpa bergantung pada jaringan listrik PLN. Pada malam harinya Anda tetap bisa menggunakan listrik dengan simpanan energi matahari yang berlebih yang bsia Anda simpan dalam baterai.
Menyadari bahwa tempat tinggal Anda berada di perkotaan dan bisa mendapatkan listrik secara mudah, namun taguhan listrik Anda tentunya juga banyak. Sehingga, jika Anda bisa meminimalisir dalam penggunaan listrik, maka beban atau tanggungan Anda akan berkurang.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Rooftop Bisa Hemat Listrik Sampai 30%
Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di atap atau rooftop ini harus terus disosialisasikan dan dikembangkan. Terutama pada masyarakat Indonesia yang bisa dengan mudah dan leluasa untuk memanfaatkan energi matahari yang bisa setiap hari dinikmati. Apalagi negara-negara tetangga Indonesia seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura telah melakukan investasi di sektor energi surya. Negara-negara tersebut terus berupaya untuk menarik minat pelanggan agar menggunakan PLTS rooftop.
Apalagi perusahaan-perusahaan multinasional telah melakukan gerakan global untuk bisa berkomitmen dalam menggunakan listrik dari energi matahari yang merupakan energi terbarukan hingga mencapai 100%. Tidak hanya bisa dimanfaatkan dari sisi bisnis saja, tetapi dengan menggunakan PLTS ada potensi penghematan listrik hingga mencapai 30%. Tentu saja cara ini akan sangat efektif untuk menekan pengeluaran Anda setiap bulannya dalam membayar tagihan listrik.
Baca Juga:
Potensi Besar Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Indonesia
Perlu untuk diketahui bahwa saat ini sudah banyak negara maju yang menggunakan PLTS di atap rumahnya atau di bangunan-bangunan lainnya. Tentu saja hal ini dalam upaya untuk menghemat pengeluaran. Negara Cina sendiri telah menduduki peringkat pertama sekaligus negara terbesar yang memiliki kapasitas PLTS hingga mencapai 45 GW. Setelah itu, di urutan selanjutnya ada negara Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia belum banyak yang menggunakan PLTS ini. Masyarakat masih banyak yang bergantung dengan jaringan listrik lokal. Di mana penerapan PLTS di Indonesia masih sebesar 86 MWp atau 0,02% terhadap potensi. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia nantinya bisa memanfaatkan energi matahari dan menggunakan PLTS secara merata. Indonesia dipercaya memiliki potensi tenaga surya 10 kali lipat jika dibandingkan dengan Jerman. Dan semakin besar potensinya juga untuk menggunakan pompa air tenaga surya dalam memenuhi kebutuhan air yang melimpah secara lebih murah.
Potensi yang besar bagi Indonesia untuk menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Rooftop ini akan lebih baik untuk segera dimanfaatkan. Hal ini selain dalam upaya penghematan listrik, juga bisa membantu masyarakat agar bisa mengelola pengeluaran secara lebih baik. Karena nantinya masyarakat tidak lagi dipusingkan dengan tagihan listrik yang tinggi, apalagi untuk masyarakat perkotaan yang sebagian besar membutuhkan pasokan listrik dalam jumlah yang tidak sedikit.
Sebagai contoh masih kurangnya penggunaan PLTS adalah tahun 2018 di Jakarta baru ada 600 rumah tangga yang menggunakan PLTS di atap rumah mereka. Seperti disebutkan sebelumnya, penggunaan tenaga surya di Indonesia masih sekitar 86 hingga 90 MWp dari potensi 200.000 MWp potensi yang dimiliki Indonesia.
Baca Juga:
- Tata Aturan Pengurusan Izin Pemasangan PLTS Atap Di Indonesia
- Macam-Macam Pembangkit Listrik Tenaga Surya